Manfaat Buah Apel
AKHIR-akhir ini kita akan banyak menjumpai buah apel di mana pun. Tak hanya apel dari Malang, tapi juga akan dijumpai apel impor. Ternyata, buah yang semakin memasyarakat ini banyak khasiatnya.
Jika masyarakat Timur (Eastern) memiliki durian sebagai buah unggulan, maka masyarakat Barat (Western) memiliki apel. Orang Barat sering memakai apel sebagai paradigma bagi buah yang menarik.
Diperkirakan ada tujuh ribu jenis buah apel yang tumbuh di dunia, tapi hanya ada beberapa macam yang ada di pasaran di Indonesia, seperti apel Kampung, apel Australia, apel Manalagi, apel Amerika.
Bentuk, ukuran, warna, rasa serta tekstur masing-masing jenis apel memang beragam. Tapi dalam hal gizi tidak jauh berbeda. Adanya kalium/potasium serta pektin yang tinggi dalam apel, menjadikan buah ini sangat bermanfaat untuk mencegah stroke, serta mengurangi kadar gula dan kolesterol darah. Satu hal yang bermanfaat bagi penderita kencing manis serta jantung koroner.
Rasa
Apel umumnya berbentuk bulat, dengan cekungan pada pangkal pucuknya. Daging apel berwarna putih, renyah dan berair dengan rasa manis atau asam. Daging buah ini dilindungi oleh kulit tipis yang umumnya mengkilap. Bila daging ini dikerat keluarlah aroma yang harum dan segar. Namun ada beberapa varietas apel, aroma itu terasa sangat tajam.
Citarasa, aroma, maupun tekstur, sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih 230 komponen kimia. Termasuk pula beragam asam seperti asam asetat, format serta 20 jenis asam lain. Selain itu ada kandungan alkohol berkisar 30 - 40 jenis, ester seperti etil asetat sekira 100 jenis, karbonil seperti formaldehid dan asetaldehid, serta banyak lagi.
Kalium dan stroke
Kandungan zat gizi yang menonjol pada apel adalah kalium, khususnya pada apel merah, serta pektin dan selulosa. Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, serta membantu mengatur tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan oleh pakar dari Universitas California di San Diego, Amerika Serikat, menunjukkan, satu porsi buah yang banyak mengandung kalium dalam sehari, mampu menurunkan risiko terkena stroke (serangan otak) hingga 40%.
Riset tersebut diterapkan pada sekira 800 pria dan wanita yang berumur 50 tahun keatas, yaitu usia risiko tinggi untuk terkena serangan otak. Ternyata, konsumsi kalium konsentrasi tinggi lewat makanan bisa mengurangi tekanan darah, sehingga peluang terjadinya stroke menurun.
Apel terutama yang berwarna merah, tergolong memiliki kandungan kalium cukup tinggi kalium. Setiap 100 gram bagian apel merah yang dapat dimakan terdapat kandungan sekira 203 mg kalium.
Memang masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kalium yang ada di dalam pisang (435 mg), alpukat (278 mg), duku (232 mg) dan pepaya (221 mg). Akan tetapi masih lebih tinggi dibandingkan kandungan kalium pada sawo manila (181 mg), jeruk (162 mg), belimbing (130 mg), nenas (125 mg) dan anggur (111 mg). Karenanya, apel dianggap salah satu buah yang potensial dalam menurunkan risiko serangan otak.
Dietary fiber
Apel mengandung serat dalam jumlah banyak. Selulosa, adalah serat yang tidak larut (dalam air) yang berada pada kulit apel. Sedangkan, pektin adalah tipe serat larut yang banyak dijumpai pada daging buah apel.
Serat tak larut, khususnya selulosa selain beberapa hemiselulosa dan lignin, dapat mempercepat perjalanan sisa makanan melintasi saluran percerna. Sementara serat larut dapat menimbulkan efek sebaliknya, memperlambat 'lalu lintas' sisa makanan.
Kedua bentuk serat ini sebenarnya sama-sama memunyai kekuatan mencuci perut. Kedua jenis serat dapat menyerap air dan membuat tinja lebih besar. Maka, jangan heran jika penderita konstipasi (sulit buang air besar), konsumsi apel utuh alias beserta kulitnya sangat dianjurkan.
Pengontrol kolesterol
Serat larut, yaitu pektin dan gum, membentuk gel dalam usus. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan sisa makanan untuk bergerak dari mulut anus jadi lebih lama. Hal ini membuat orang yang bersangkutan akan merasa kenyang lebih lama. Itu sebabnya, bagi yang sedang menjalani program melangsingkan tubuh, apel dapat dijadikan sebagai penggati makanan energi, seperti kue yang berlemak atau manis.
Selain itu, serat larut mampu mengikat berbagai zat, termasuk kolesterol, dan mengurangi penyerapannya dari saluran usus. Bentuk serat ini dapat menurunkan tingkat kolesterol darah.
Hasil penelitian memperlihatkan, pektin apel dapat mengurangi kandungan kolesterol LDL sebanyak 10%. Kolesterol LDL merupakan penyebab penyakit jantung dan stroke. Selain menurunkan LDL, apel tidak mengurangi kolesterol HDL atau kolesterol 'baik'. Sehingga apel diperkirakan mampu memperkecil risiko penyakit jantung hingga 20%.
Serat larut pun ternyata mampu memperlambat masuknya glukosa dari pencernaan karbohidrat ke aliran darah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengontrol penyakit kencing manis.
Kesegaran apel
Untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari apel maka bentuk sediaan harus diperhatikan. Apel segar umumnya lebih baik dibandingkan dengan hasil olahan menjadi sari buah maupun sirup.
Riset yang dilakukan beberapa ahli menunjukkan, pemberian apel dengan berbagai macam bentuk sediaan pada orang normal, menghasilkan respon yang berbeda terhadap konsentrasi gula darah maupun insulin. Sedangkan konsumsi apel segar utuh hanya menaikkan sedikit insulin serum, dibandingkan bubur apel. Struktur serat pada bubur apel sudah rusak.
Jadi, apel segar, khususnya pada penderita kencing manis, lebih bermanfaat dibandingkan apel olahan. Kandungan serat larut yang tinggi dan energi yang rendah, serta rasa asam manis yang bervariasi membuat apel cocok sebagai pilihan makanan kecil selain sebagai pencuci mulut yang baik.
Rasa renyah apel dapat membantu melepaskan bahan-bahan yang lengket di gigi, misalnya gula, sekaligus memacu pengeluaran air liur, sehingga mampu membersihkan gigi.
Jika masyarakat Timur (Eastern) memiliki durian sebagai buah unggulan, maka masyarakat Barat (Western) memiliki apel. Orang Barat sering memakai apel sebagai paradigma bagi buah yang menarik.
Diperkirakan ada tujuh ribu jenis buah apel yang tumbuh di dunia, tapi hanya ada beberapa macam yang ada di pasaran di Indonesia, seperti apel Kampung, apel Australia, apel Manalagi, apel Amerika.
Bentuk, ukuran, warna, rasa serta tekstur masing-masing jenis apel memang beragam. Tapi dalam hal gizi tidak jauh berbeda. Adanya kalium/potasium serta pektin yang tinggi dalam apel, menjadikan buah ini sangat bermanfaat untuk mencegah stroke, serta mengurangi kadar gula dan kolesterol darah. Satu hal yang bermanfaat bagi penderita kencing manis serta jantung koroner.
Rasa
Apel umumnya berbentuk bulat, dengan cekungan pada pangkal pucuknya. Daging apel berwarna putih, renyah dan berair dengan rasa manis atau asam. Daging buah ini dilindungi oleh kulit tipis yang umumnya mengkilap. Bila daging ini dikerat keluarlah aroma yang harum dan segar. Namun ada beberapa varietas apel, aroma itu terasa sangat tajam.
Citarasa, aroma, maupun tekstur, sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih 230 komponen kimia. Termasuk pula beragam asam seperti asam asetat, format serta 20 jenis asam lain. Selain itu ada kandungan alkohol berkisar 30 - 40 jenis, ester seperti etil asetat sekira 100 jenis, karbonil seperti formaldehid dan asetaldehid, serta banyak lagi.
Kalium dan stroke
Kandungan zat gizi yang menonjol pada apel adalah kalium, khususnya pada apel merah, serta pektin dan selulosa. Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, serta membantu mengatur tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan oleh pakar dari Universitas California di San Diego, Amerika Serikat, menunjukkan, satu porsi buah yang banyak mengandung kalium dalam sehari, mampu menurunkan risiko terkena stroke (serangan otak) hingga 40%.
Riset tersebut diterapkan pada sekira 800 pria dan wanita yang berumur 50 tahun keatas, yaitu usia risiko tinggi untuk terkena serangan otak. Ternyata, konsumsi kalium konsentrasi tinggi lewat makanan bisa mengurangi tekanan darah, sehingga peluang terjadinya stroke menurun.
Apel terutama yang berwarna merah, tergolong memiliki kandungan kalium cukup tinggi kalium. Setiap 100 gram bagian apel merah yang dapat dimakan terdapat kandungan sekira 203 mg kalium.
Memang masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kalium yang ada di dalam pisang (435 mg), alpukat (278 mg), duku (232 mg) dan pepaya (221 mg). Akan tetapi masih lebih tinggi dibandingkan kandungan kalium pada sawo manila (181 mg), jeruk (162 mg), belimbing (130 mg), nenas (125 mg) dan anggur (111 mg). Karenanya, apel dianggap salah satu buah yang potensial dalam menurunkan risiko serangan otak.
Dietary fiber
Apel mengandung serat dalam jumlah banyak. Selulosa, adalah serat yang tidak larut (dalam air) yang berada pada kulit apel. Sedangkan, pektin adalah tipe serat larut yang banyak dijumpai pada daging buah apel.
Serat tak larut, khususnya selulosa selain beberapa hemiselulosa dan lignin, dapat mempercepat perjalanan sisa makanan melintasi saluran percerna. Sementara serat larut dapat menimbulkan efek sebaliknya, memperlambat 'lalu lintas' sisa makanan.
Kedua bentuk serat ini sebenarnya sama-sama memunyai kekuatan mencuci perut. Kedua jenis serat dapat menyerap air dan membuat tinja lebih besar. Maka, jangan heran jika penderita konstipasi (sulit buang air besar), konsumsi apel utuh alias beserta kulitnya sangat dianjurkan.
Pengontrol kolesterol
Serat larut, yaitu pektin dan gum, membentuk gel dalam usus. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan sisa makanan untuk bergerak dari mulut anus jadi lebih lama. Hal ini membuat orang yang bersangkutan akan merasa kenyang lebih lama. Itu sebabnya, bagi yang sedang menjalani program melangsingkan tubuh, apel dapat dijadikan sebagai penggati makanan energi, seperti kue yang berlemak atau manis.
Selain itu, serat larut mampu mengikat berbagai zat, termasuk kolesterol, dan mengurangi penyerapannya dari saluran usus. Bentuk serat ini dapat menurunkan tingkat kolesterol darah.
Hasil penelitian memperlihatkan, pektin apel dapat mengurangi kandungan kolesterol LDL sebanyak 10%. Kolesterol LDL merupakan penyebab penyakit jantung dan stroke. Selain menurunkan LDL, apel tidak mengurangi kolesterol HDL atau kolesterol 'baik'. Sehingga apel diperkirakan mampu memperkecil risiko penyakit jantung hingga 20%.
Serat larut pun ternyata mampu memperlambat masuknya glukosa dari pencernaan karbohidrat ke aliran darah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengontrol penyakit kencing manis.
Kesegaran apel
Untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari apel maka bentuk sediaan harus diperhatikan. Apel segar umumnya lebih baik dibandingkan dengan hasil olahan menjadi sari buah maupun sirup.
Riset yang dilakukan beberapa ahli menunjukkan, pemberian apel dengan berbagai macam bentuk sediaan pada orang normal, menghasilkan respon yang berbeda terhadap konsentrasi gula darah maupun insulin. Sedangkan konsumsi apel segar utuh hanya menaikkan sedikit insulin serum, dibandingkan bubur apel. Struktur serat pada bubur apel sudah rusak.
Jadi, apel segar, khususnya pada penderita kencing manis, lebih bermanfaat dibandingkan apel olahan. Kandungan serat larut yang tinggi dan energi yang rendah, serta rasa asam manis yang bervariasi membuat apel cocok sebagai pilihan makanan kecil selain sebagai pencuci mulut yang baik.
Rasa renyah apel dapat membantu melepaskan bahan-bahan yang lengket di gigi, misalnya gula, sekaligus memacu pengeluaran air liur, sehingga mampu membersihkan gigi.
Kandungan flavonoid tinggi
Telah banyak penelitian mengungkapkan bahwa apel, seperti buah-buahan lain, kaya akan serat, fitokimia, dan flavonoid. Hanya saja, menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain.
Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru sampai 50 persen. Selain itu ada kabar baik untuk kaum pria. Hasil penelitian Mayo Clinic di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.
Dengan kandungan zat gizi yang banyak tersebut maka dengan mengkomsumsi buah apel kita akan terhindar dari berbagai penyakit, adapun penyakit yang bisa dihindari adalah sebagai berikut :
Menjaga daya tahan tubuh
Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru sampai 50 persen. Selain itu ada kabar baik untuk kaum pria. Hasil penelitian Mayo Clinic di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.
Dengan kandungan zat gizi yang banyak tersebut maka dengan mengkomsumsi buah apel kita akan terhindar dari berbagai penyakit, adapun penyakit yang bisa dihindari adalah sebagai berikut :
Menjaga daya tahan tubuh
Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”. Menurut buku tersebut, apel sangat bermanfaat untuk pencernaan. Untuk penelitian Konowalchuck J pada tahun 1978 juga mempublikasikan bahwa sari buah apel terbukti ampuh mengatasi penyakit atau serangan infeksi virus.
Memperkuat tulang
Memperkuat tulang
Peneliti Perancis menemukan bahwa flavanoid atau phloridzin yang terkandung dalam buah Apel bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang.
Boraks yang merupakan zat lain yang terkandung juga bermanfaat untuk memperkuat tulang. Peneltian tersebut dilakukan kepada wanita yang sudah memasuki masa menopausal terbukti terlindungi dari osteoprosis.
Mencegah asma
Boraks yang merupakan zat lain yang terkandung juga bermanfaat untuk memperkuat tulang. Peneltian tersebut dilakukan kepada wanita yang sudah memasuki masa menopausal terbukti terlindungi dari osteoprosis.
Mencegah asma
Salah satu studi baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak penderita asma dengan minum jus apel setiap hari menderita wheezing kurang dari anak-anak yang minum jus apel hanya sekali per bulan.
Studi lain menunjukkan bahwa anak-anak perempuan yang lahir untuk makan banyak apel selama kehamilan memiliki resiko lebih rendah dari sakit asma dibandungkan sama anak-anak dari ibu yang memakan beberapa apel.
Mencegah alzheimers
Studi lain menunjukkan bahwa anak-anak perempuan yang lahir untuk makan banyak apel selama kehamilan memiliki resiko lebih rendah dari sakit asma dibandungkan sama anak-anak dari ibu yang memakan beberapa apel.
Mencegah alzheimers
Sebuah studi dilakukan pada tikus di Universitas Cornell menemukan bahwa quercetin dalam apel akan melindungi sel otak dari jenis kerusakan radikal bebas yang dapat mengakibatkan penyakit Alzheimers.
Mengkonsumsi apel dapat meningkatkan produksi asetilkolin, zat kimia yang mentransmisikan pesan antara sel-sel saraf, sehingga kandungan apel mampu menjaga ketajaman otak seiring pertambahan usia, meningkatkan memori, dan berpotensi mengurangi kemungkinan mendapatkan penyakit alzheimer.
Menurunkan kolesterol
Mengkonsumsi apel dapat meningkatkan produksi asetilkolin, zat kimia yang mentransmisikan pesan antara sel-sel saraf, sehingga kandungan apel mampu menjaga ketajaman otak seiring pertambahan usia, meningkatkan memori, dan berpotensi mengurangi kemungkinan mendapatkan penyakit alzheimer.
Menurunkan kolesterol
Penelitian menunjukkan bahwa apel mempunyai kadar quercetin yang cukup tinggi. Tingginya kadar quercetin disebutkan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam darah. Hal ini dapat mengurangi kadar kolesterol LDL yang bisa merusak aliran darah.
Pektin dalam apel menurunkan LDL (buruk) kolesterol. Dua orang yang makan apel per hari dapat menurunkan kolesterol oleh mereka sebanyak 16 persen.
Mencegah kanker paru-paru
Pektin dalam apel menurunkan LDL (buruk) kolesterol. Dua orang yang makan apel per hari dapat menurunkan kolesterol oleh mereka sebanyak 16 persen.
Mencegah kanker paru-paru
Menurut studi dari 10.000 orang, orang yang mengkomsumsi banyak apel memiliki 50 persen lebih rendah risiko terkena kanker paru-paru. Peneliti percaya ini disebabkan tingginya tingkat dari zat flavonoids, quercetin dan naringin dalam apel.
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
Sebuah studi Universitas Cornell menemukan bahwa tikus yang makan satu apel per hari mengurangi resiko kanker payudara sebesar 17 persen. Tikus makan tiga apel per hari mengurangi resiko sebesar 39 persen dan mereka makan enam apel per hari mengurangi resiko sebesar 44 persen.
Mencegah kanker usus besar
Mencegah kanker usus besar
Satu studi menemukan bahwa tikus yang diberi makan dari ekstrak kulit apel memiliki 43 persen lebih rendah resiko kanker usus besar. Penelitian lain menunjukkan bahwa pektin dalam apel akan mengurangi risiko kanker usus besar dan membantu menjaga sistem pencernaan yang sehat.
Mencegah kanker hati
Mencegah kanker hati
Penelitian menemukan bahwa tikus yang diberi makan dari ekstrak kulit apel memiliki 57 persen lebih rendah risiko kanker hati.
Mengontol diabetes
Mengontol diabetes
Serat larut air pada apel yang disebut pektin dapat menurunkan kadar kolesterol. Pektin mampu mengikat asam empedu dan dibawa keluar melalui feses. Pektin pada apel juga berguna dalam mengendalikan gula darah.
Menurunkan berat badan
Menurunkan berat badan
Brazilian dalam penelitiannya menemukan bahwa wanita yang makan tiga apel per hari pada saat melakukan program diet maka hasilnya akan lebih besar berkurangnya dibandingkan dengan yang tidak mengkomsumsi apel pada saat melaksanakan program dietnya.
Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi, sehingga mencegah rasa lapar datang lebih cepat.
Mencegah penyakit jantung
Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi, sehingga mencegah rasa lapar datang lebih cepat.
Mencegah penyakit jantung
Pusat Medis Davis Universitas California, berdasarkan hasil risetnya mendapatkan, antioksidan dalam jus apel mampu mengatasi penyakit kadar kolesterol buruk ( low density lipoprotein / LDL ) dan melindungi kesehatan tubuh dari penyakit tubuh jantung. Publikasi penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid mengalami insiden penyakit jantung lebih rendah.
Mengurangi gangguan ketika menopause
Mengurangi gangguan ketika menopause
Menurut penelitian US Apple Association pada tahun 1992, diberitakan bahwa apel mengandung boron yang membantu tubuh wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon dikala menopause, misalnya semburan panas, nyeri, depresi, penyakit jantung, osteoporosis.
Menjaga daya tahan tubuh
Menjaga daya tahan tubuh
Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”. Menurut buku tersebut, apel sangat bermanfaat untuk pencernaan. Untuk penelitian Konowalchuck J pada tahun 1978 juga mempublikasikan bahwa sari buah apel terbukti ampuh mengatasi penyakit atau serangan infeksi virus.
Menjaga kesehatan gigi
Menjaga kesehatan gigi
Apel juga mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal. Penyakit gusi ini disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak.
Mecegah batu empedu
Mecegah batu empedu
Menurut Dr Lai Chiu Nan apel berkhasiat untuk melembutkan batu empedu dengan mengkonsumsinya sehari 4 sampai 5 buah apel segar.
Redakan diare
Redakan diare
Buah apel juga punya khasiat meredakan diare. Ini menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”. Menurut buku tersebut, apel sangat bermanfaat untuk pencernaan.
Sumber : http://www.smallcrab.com/kesehatan/296-khasiat-buah-apel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar